Rabu, 28 September 2016

RANGKUMAN DAN KRITIK BUKU METOPEL PADA BAB III

                                            I. RANGKUMAN BAB III


 A. BATASAN PENELITIAN
Istilah penelitian didefinisikan sebagai “A systematic and careful investigation of a particular subject’’. Penelitian ini berkenaan dengan aplikasi pengetahuan metode ilmiah guna memecahkan suatu masalah. (Vockell & Asher, 1995). Pada masa lalu penelitian dianggap sebagai suatu aktivitas atau kegiatan yang berhubungan dengan ilmu pasti yang sangat tinggi yang menuntut keahlian penelitian.
Penelitian atau riset (research) adalah suatu upaya secara sistematis untuk memberikan suatu jawaban terhadap permasalahan atau fenomena yang kita hadapi. Adapun jawaban atas masalah ini mungkin bersifat abstrak dan umum atau juga bersifat kongkret dan khusus. Tuckman (1988,1999,2012).
            Penelitian ilmiah adalah suatu usaha penyelidikan yang sistematis dan cermat tentang suatu pokok persoalan atau subjek tertentu untuk menemukan  atau memperbaiki fakta, teori,  atau aplikasi. Adapun tipe – tipe penelitian yaitu: 1). Penelitian dasar, 2). Penelitian terapan, 3). Penelitian tindakan, 4). Penelitian evaluasi sumatif, 5). Penelitian evaluasi formatif.

B. PENELITIAN ILMIAH
            Penelitian ilmiah adalah suatu usaha penemuan secara cermat dan sistematis tentang suatu hal untuk mengungkap atau memperbaiki fakta, teori dan aplikasi. Didalam suatu penelitian dilandasi adanya suatu teori dan hipotesis yang menyatakan hubungan antarfenomena. Adapun beberapa teori menurut pendapat para ahli, antara lain:
Teori menurut Kerlinger & Lee adalah suatu kata yang menyatakan suatu abstraksi yang dibentuk melalui generalisasi dari hal – hal yang bersifat khusus.
            Teori menurut Lodico, Spaulding & Voegtle yaitu “A theory is well – developed explanation of  how some aspect of the world works using a framework of concept, principle, other hypotheses.’’
            Tujuan teori yaitu memberikan penjelasan dan prediksi. Teori tersebut berguna untuk: (1).Organize empirical findings and explain phenomena, (2). Predict phenomena, dan (3). Stimulate new research.

C. PERANAN PENELITIAN PENDIDIKAN
            Penelitian pendidikan adalah suatu usaha untuk memberikan jawaban tentang permasalahan-permasalahan didalam pendidikan.  Tujuan dari penelitian pendidikan secara khusus antara lain: 1). Menemukan prinsip-prinsip umum, 2). Menafsirkan perilaku atau tingkah laku, dan  3). Mengendalikan / mengontrol kejadian-kejadian dalam lingkup pendidikan.
            Peranan penelitian terhadap pengetahuan tentang pendidikan adalah untuk tujuan menjelaskan, memprediksi, dan menjelaskan (eksplanasi).


D. PARADIGMA PENELITIAN: KUANTITATIF-KUALITATIF
          Ada dua tipe atau label penelitian yang kita kenal, yang menurut istilah Guba dan Lincoln (1994) adalah penelitian positivistik dan penelitian post-positivistik. Paradigma penelitian positivistik berkaitan dengan kuantitatif. Sebaliknya, paradigma penelitian post-positivistik berkaitan dengan penelitian kualitatif. Kedua pandangan, kuantitatif-kualitatif ini seolah berlawanan satu sama lainnya. Padahal sebenarnya, keduanya tidaklah saling bertentangan, melainkan saling melengkapi (komplementer).

1.      Penelitian kuantitatif
Dalam arti yang sederhana, penelitian kuantitatif itu berkenaan terutama dengan data angka dan numerical. Peneliti kuantitatif pada umumnya mendasarkan kerjanya pada keyakinan bahwa fakta dan perasaan dapat dipisahkan, dan bidang kajiannya adalah suatu realitas tunggal yang terbentuk dari fakta yang dapat ditemukan. (Frankael, Wallen dan Hyun, 2012).
2.      Tipe-tipe Penelitian Kuantitatif
Kategori penelitian dibedakan menjadi deskriptif, kuantitatif, kualitatif, eksperimen/eksperimen semu, korelasional, penelitian kelompok kriteria, dan meta-analisis.
a.      Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen menguji hubungan sebab akibat. Dalam hal ini, para peneliti mengkaji dampak atau pengaruh, atau disebut juga efek dari manipulasi atau perlakuan secara sistematis suatu variabel (atau lebih) terhadap variabel lain.(Ary, Jacobs & Sorensen, 2010).
Penelitian eksperimen semu atau eksperimen kuasi, random kelompok biasanya dipakai sebagai dasar untuk menetapkan sebagai kelompok perlakuan dan kontrol.
b.      Penelitian noneksperimen
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek, apakah orang atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka maupun kata-kata.
Penelitian korelasi mendeskripsikan variabel-variabel, dan juga menguji sifat hubungan di antara variabel kuantitatif.
Penelitian kelompok kriteria yaitu penelitian yang dilakukan di mana peneliti menguji ciri-ciri atau karakteristik kelompok yang ada.
Penelitian meta-analisis mengombinasikan dan menganalisis hasil-hasil penelitian sejenis dan mengujinya untuk memperoleh generalisasi.
3.      Paradigma Post-positivistik: Penelitian Kualitatif
Paradigma-paradigma dalam penelitian kualitatif menurut Crasswell (2007) dibedakan menjadi: post-positivistik, konstruktivistik, partisipatori (advokasi) dan pragmatisme.
Post-positivistik. Paradigma ini memiliki unsur-unsur reduksionistik, logik, tekanan pada pengumpulan, data empirik, orientasi sebab-akibat, dan bersifat diterministik yang didasarkan pada teori-teori apriori atau teori deduktif.
Konstruktivistik atau Konstruktivistik Sosial. Paradigma ini sering dikaitkan dengan interpretatif. Dalam pandangan interpretatif ini, individu berusaha memahami dunianya baik di lingkungan kehidupan sosial dan kerjanya.
Partisipatori  atau Advokasi. Peneliti yang mengikuti paradigma ini menggunakan sudut pandang alternatif, partisipatori atau advokasi, karena para post-positivistik menentukan aturan-aturan yang bersifat struktural dan teori-teori yang tidak memperlakukan individu-individu atau kelompok-kelompok secara marginal.
Pragmatisme. Penelitian ini menggunakan pandangan yang memfokuskan pada hasil penelitian, yaitu tindakan, situasi dan konsekuensi atau akibat dari penelitian, bukannya pada kondisi yang mendahului (seperti pada post-positivistik).
4.      Batasan penelitian kualitatif
Batasan atau definisi penelitian kualitatif menurut Denzim dan Lincoln (1994) adalah sebagai berikut, “Qualitative research is multimethod  in its focus, involving an interpretative, naturalistic approach  in its subject matter. This means that qualitative researchers study things in their natural settings, attempting to make sense of, or interpret, phenomena in terms of the meanings people brings to them’.
Ciri utama penelitian kualitatif terletak pada fokus penelitian, yaitu kajian secara intensif tentang keadaan tertentu.
5.      Karakteristik Penelitian Kualitatif
Karakteristik penelitian kualitatif  ini diuraikan sebagai berikut:
a.       Latar alami
b.      Peneliti sebagai instrumen kunci
c.       Sumber data banyak atau jamak
d.      Analisis bersifat induktif
e.       Makna menurut partisipan
f.       Rancangan bersifat sementara
g.      Cara pandang teoritik
h.      Penelitian interpretatif
i.        Pertimbangan holistik
6.      Jenis-jenis Penelitian Kualitatif
Jenis-jenis penelitian kualitatif menurut Ary, dkk. (2010) mencakup:
a.       Studi interpretatif
b.      Studi kasus
c.       Analisis isi atau dokumen
d.      Etnografi
e.       Teori dasar
f.       Studi sejarah
g.      Penelitian naratif
h.      Fenomenologi

7.      Merancang Penelitian Kualitatif
Langkah-langkah dalam penelitian kualitatif dapat diawali dengan:
a.       Identifikasi masalah atau sebagian menyebut sebagai konteks masalah
b.      Merumuskan masalah dan pertanyaan penelitian
c.       Pentingnya penelitian dan pembatasan bidang kajian
d.      Kajian literatur
e.       Metode;neliti, prosedur penelitian dan seterusnya
f.       Memilih prosedur analisis data

E. GURU SEBAGAI PENELITI
Kita sebagai Dosen atau Guru, yang juga peneliti, seyogianya melakukan penelitian setiap saat atau dilakukan ketika kita sedang mengajar. Kita merekam hal ihwal yang terjadi dalam kelas. Data yang kita rekam ini adalah data pengamatan. Hal ini akan membuat suatu “kehidupan” di kelas yang lebih mudah.
1.      Penelitian tindakan kelas
2.      Penelitian sebagai proses refleksi
3.      Proses atau langkah penelitian tindakan kelas
Menurut Ferrance (2000), ada lima tahap penelitian:
a.       Identifikasi masalah
b.      Mengumpulkan data
c.       Interpretasi
d.      Melakukan tindakan
e.       Refleksi

F. EMPAT TAHAP PENELITIAN
Level
Tahap
Deskripsi
I
Pengumpulan Data
Apa yang terjadi? Apa masalahnya? Apakah hal tersebut merupakan sesuatu yang kita inginkan terjadi? Apakah hal tersebut merupakan sesuatu yang seharusnya terjadi?
Misalnya:
1) Apakah si A dapat membaca?
2) Apakah si B menyenangi bacaan Shakespeare?
II
Validitas Internal
Apakah yang menyebabkan hal ini terjadi? Apakah saya yang menyebabkan hal tersebut terjadi? Apakah saya dapat mengubah keadaan tersebut?
Misalnya:
1) Si A dapat membaca lebih baik pada saat ini? Apakah hal ini karena strategi yang saya terapkan? Atau, apakah hal tersebut terjadi karena perkembangannya yang semakin lebih matang? Atau, apakah ada faktor lain misalnya orang tuanya akan mengusirnya jika ia kedapatan gagal?
III
Validitas Eksternal
Apakah hal yang sama akan terjadi dalam keadaan yang berbeda? Seberapa jauh hasil dapat digeneralisasi?
Misalnya:
1) Apakah program yang sama yang mengajarkan kepada si A bagaimana membaca membantu ia dalam mempelajari matematika?
IV
Penelitian Teoritis
Apakah ada hal-hal yang melandasi prinsip kerja yang dilakukan?
Misalnya:
1) Apakah si A semakin maju diajarkan suatu interaksi yang memadai tentang penyimpangan dan penjadwalan penguatan?
2) Apakah  penguatan intrinsik menghasilkan belajar yang lebih efektif daripada penguatan ekstrinsik?



II. MENGKRITISI BUKU “METODE PENELITIAN PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN” PADA BAB III

A.    Identitas Buku
Judul               : Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan (Edisi Keempat)
Penulis             : Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Ed.
Penerbit           : Kencana Predana Media Group
Bab                  : III

Buku ini ditulis oleh Punaji Setyosari dengan judul Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan (Edisi Keempat). Punaji Setyosari merupakan Guru Besar dalam bidang Ilmu Teknologi Pembelajaran. Berlatar belakang pendidikan master dalam bidang Social Studies Education  di University of  Education, USA.

Buku ini terdiri atas empat belas bab, masing-masing bab membahas hal-hal yang berbeda. Pada bab 3 membahas tentang hakikat penelitian pendidikan.

B.     Kritik
Dalam bab ini, penulis menjelaskan secara rinci setiap poin-poin penting atau sub bab yang dihadirkan, sehingga banyak sekali informasi dan kata-kata baru yang akan menambah wawasan pembaca dan tentu saja pembaca akan lebih mengerti dengan apa yang disampaikan oleh penulis. Namun di bab ini, memiliki kelemahan yakni penulis tidak memberikan contoh-contoh nyata yang akan mengarahkan pembaca kepada realita masalah tersebut. Penulis tidak memberikan contoh sehingga pembaca akan cukup kesulitan untuk mengaplikasikan bacaan tersebut.

Di samping itu, di dalam bacaan pada bab 3 terdapat beberapa kata atau huruf yang kurang memperhatikan penggunaan tanda baca yang tepat, seperti pada halaman 34 yakni kalimat “a systematic and careful investigation of a particular subject”. Seharusnya penggunaan tanda baca yang tepat ialah “A systematic and careful investigation of a particular subject”. Maksudnya, seharusnya penulis meletakkan huruf besar (huruf kapital) di awal kata setelah ada tanda kutip (“).

C.     Kesimpulan
Pada bab ini, saya bisa menyimpulkan bahwa buku ini memiliki isi dan cakupan yang luas dan bermutu. Isinya juga padat karena penulis menjelaskan secara detail sub bab yang di tulis sehingga memudahkan pembaca untuk mengetahui maksud dari penulis. Hanya saja kelemahannya ialah penulis kurang teliti dalam penggunaan tanda baca. Untuk itu saya merekomendasikan kepada teman-teman untuk membeli buku ini karena kejelasan isi, cover cukup menarik dan harganya cukup terjangkau.