A. BATASAN PENELITIAN
Istilah
penelitian didefinisikan sebagai “A systematic and careful investigation of a particular subject’’.
Penelitian ini berkenaan dengan aplikasi pengetahuan metode ilmiah guna
memecahkan suatu masalah. (Vockell & Asher, 1995). Pada masa lalu
penelitian dianggap sebagai suatu aktivitas atau kegiatan yang berhubungan
dengan ilmu pasti yang sangat tinggi yang menuntut keahlian penelitian.
Penelitian
atau riset (research) adalah suatu upaya secara sistematis
untuk memberikan suatu jawaban terhadap permasalahan atau fenomena yang kita
hadapi. Adapun jawaban atas masalah ini mungkin bersifat abstrak dan umum atau
juga bersifat kongkret dan khusus. Tuckman (1988,1999,2012).
Penelitian ilmiah adalah suatu usaha
penyelidikan yang sistematis dan cermat tentang suatu pokok persoalan atau
subjek tertentu untuk menemukan atau
memperbaiki fakta, teori, atau aplikasi.
Adapun tipe – tipe penelitian yaitu: 1). Penelitian dasar, 2). Penelitian
terapan, 3). Penelitian tindakan, 4). Penelitian evaluasi sumatif, 5).
Penelitian evaluasi formatif.
B. PENELITIAN ILMIAH
Penelitian ilmiah adalah suatu usaha
penemuan secara cermat dan sistematis tentang suatu hal untuk mengungkap atau
memperbaiki fakta, teori dan aplikasi. Didalam suatu penelitian dilandasi
adanya suatu teori dan hipotesis yang menyatakan hubungan antarfenomena. Adapun
beberapa teori menurut pendapat para ahli, antara lain:
Teori
menurut Kerlinger & Lee adalah suatu kata yang menyatakan
suatu abstraksi yang dibentuk melalui generalisasi dari hal – hal yang bersifat
khusus.
Teori menurut Lodico, Spaulding &
Voegtle yaitu “A theory is well –
developed explanation of how some aspect
of the world works using a framework of concept, principle, other hypotheses.’’
Tujuan teori yaitu memberikan
penjelasan dan prediksi. Teori tersebut berguna untuk: (1).Organize empirical
findings and explain phenomena, (2). Predict phenomena, dan (3). Stimulate new
research.
C. PERANAN PENELITIAN PENDIDIKAN
Penelitian pendidikan
adalah suatu usaha untuk memberikan jawaban tentang permasalahan-permasalahan
didalam pendidikan. Tujuan dari
penelitian pendidikan secara khusus antara lain: 1). Menemukan prinsip-prinsip
umum, 2). Menafsirkan perilaku atau tingkah laku, dan 3). Mengendalikan / mengontrol
kejadian-kejadian dalam lingkup pendidikan.
Peranan penelitian terhadap pengetahuan
tentang pendidikan adalah untuk tujuan menjelaskan, memprediksi, dan
menjelaskan (eksplanasi).
D. PARADIGMA PENELITIAN: KUANTITATIF-KUALITATIF
Ada
dua tipe atau label penelitian yang kita kenal, yang menurut istilah Guba dan
Lincoln (1994) adalah penelitian positivistik
dan penelitian post-positivistik. Paradigma
penelitian positivistik berkaitan dengan kuantitatif. Sebaliknya, paradigma
penelitian post-positivistik berkaitan dengan penelitian kualitatif. Kedua
pandangan, kuantitatif-kualitatif ini seolah berlawanan satu sama lainnya.
Padahal sebenarnya, keduanya tidaklah saling bertentangan, melainkan saling
melengkapi (komplementer).
1. Penelitian kuantitatif
Dalam
arti yang sederhana, penelitian kuantitatif itu berkenaan terutama dengan data
angka dan numerical. Peneliti
kuantitatif pada umumnya mendasarkan kerjanya pada keyakinan bahwa fakta dan
perasaan dapat dipisahkan, dan bidang kajiannya adalah suatu realitas tunggal
yang terbentuk dari fakta yang dapat ditemukan. (Frankael, Wallen dan Hyun,
2012).
2. Tipe-tipe Penelitian Kuantitatif
Kategori
penelitian dibedakan menjadi deskriptif, kuantitatif, kualitatif,
eksperimen/eksperimen semu, korelasional, penelitian kelompok kriteria, dan
meta-analisis.
a.
Penelitian
eksperimen
Penelitian
eksperimen menguji hubungan sebab akibat. Dalam hal ini, para
peneliti mengkaji dampak atau pengaruh, atau disebut juga efek dari manipulasi
atau perlakuan secara sistematis suatu variabel (atau lebih) terhadap variabel
lain.(Ary, Jacobs & Sorensen, 2010).
Penelitian
eksperimen semu atau
eksperimen kuasi, random kelompok
biasanya dipakai sebagai dasar untuk menetapkan sebagai kelompok perlakuan dan
kontrol.
b.
Penelitian
noneksperimen
Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek, apakah orang
atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel yang bisa dijelaskan baik
dengan angka maupun kata-kata.
Penelitian
korelasi mendeskripsikan variabel-variabel, dan juga menguji
sifat hubungan di antara variabel kuantitatif.
Penelitian
kelompok kriteria yaitu penelitian yang dilakukan di mana
peneliti menguji ciri-ciri atau karakteristik kelompok yang ada.
Penelitian
meta-analisis mengombinasikan dan menganalisis
hasil-hasil penelitian sejenis dan mengujinya untuk memperoleh generalisasi.
3. Paradigma Post-positivistik:
Penelitian Kualitatif
Paradigma-paradigma
dalam penelitian kualitatif menurut Crasswell (2007) dibedakan menjadi:
post-positivistik, konstruktivistik, partisipatori (advokasi) dan pragmatisme.
Post-positivistik.
Paradigma ini memiliki unsur-unsur reduksionistik, logik, tekanan pada
pengumpulan, data empirik, orientasi sebab-akibat, dan bersifat diterministik
yang didasarkan pada teori-teori apriori atau teori deduktif.
Konstruktivistik atau
Konstruktivistik Sosial. Paradigma ini sering dikaitkan
dengan interpretatif. Dalam pandangan interpretatif ini, individu berusaha
memahami dunianya baik di lingkungan kehidupan sosial dan kerjanya.
Partisipatori atau Advokasi.
Peneliti yang mengikuti paradigma ini menggunakan sudut pandang alternatif,
partisipatori atau advokasi, karena para post-positivistik menentukan
aturan-aturan yang bersifat struktural dan teori-teori yang tidak memperlakukan
individu-individu atau kelompok-kelompok secara marginal.
Pragmatisme.
Penelitian ini menggunakan pandangan yang memfokuskan pada hasil penelitian,
yaitu tindakan, situasi dan konsekuensi atau akibat dari penelitian, bukannya
pada kondisi yang mendahului (seperti pada post-positivistik).
4. Batasan penelitian kualitatif
Batasan
atau definisi penelitian kualitatif menurut Denzim dan Lincoln (1994) adalah
sebagai berikut, “Qualitative research is multimethod in its focus, involving an interpretative,
naturalistic approach in its subject
matter. This means that qualitative researchers study things in their natural
settings, attempting to make sense of, or interpret, phenomena in terms of the
meanings people brings to them’.
Ciri
utama penelitian kualitatif terletak pada fokus penelitian, yaitu kajian secara
intensif tentang keadaan tertentu.
5. Karakteristik Penelitian Kualitatif
Karakteristik
penelitian kualitatif ini diuraikan
sebagai berikut:
a. Latar
alami
b. Peneliti
sebagai instrumen kunci
c. Sumber
data banyak atau jamak
d. Analisis
bersifat induktif
e. Makna
menurut partisipan
f. Rancangan
bersifat sementara
g. Cara
pandang teoritik
h. Penelitian
interpretatif
i.
Pertimbangan holistik
6. Jenis-jenis Penelitian Kualitatif
Jenis-jenis
penelitian kualitatif menurut Ary, dkk. (2010) mencakup:
a. Studi
interpretatif
b. Studi
kasus
c. Analisis
isi atau dokumen
d. Etnografi
e. Teori
dasar
f. Studi
sejarah
g. Penelitian
naratif
h. Fenomenologi
7. Merancang Penelitian Kualitatif
Langkah-langkah
dalam penelitian kualitatif dapat diawali dengan:
a. Identifikasi
masalah atau sebagian menyebut sebagai konteks masalah
b. Merumuskan
masalah dan pertanyaan penelitian
c. Pentingnya
penelitian dan pembatasan bidang kajian
d. Kajian
literatur
e. Metode;neliti,
prosedur penelitian dan seterusnya
f. Memilih
prosedur analisis data
E. GURU SEBAGAI
PENELITI
Kita sebagai Dosen atau
Guru, yang juga peneliti, seyogianya melakukan penelitian setiap saat atau
dilakukan ketika kita sedang mengajar. Kita merekam hal ihwal yang terjadi
dalam kelas. Data yang kita rekam ini adalah data pengamatan. Hal ini akan
membuat suatu “kehidupan” di kelas yang lebih mudah.
1.
Penelitian tindakan kelas
2.
Penelitian sebagai proses refleksi
3.
Proses atau langkah penelitian tindakan
kelas
Menurut
Ferrance (2000), ada lima tahap penelitian:
a. Identifikasi
masalah
b. Mengumpulkan
data
c. Interpretasi
d. Melakukan
tindakan
e. Refleksi
F. EMPAT TAHAP
PENELITIAN
Level
|
Tahap
|
Deskripsi
|
I
|
Pengumpulan
Data
|
Apa
yang terjadi? Apa masalahnya? Apakah hal tersebut merupakan sesuatu yang kita
inginkan terjadi? Apakah hal tersebut merupakan sesuatu yang seharusnya
terjadi?
Misalnya:
1)
Apakah si A dapat membaca?
2)
Apakah si B menyenangi bacaan Shakespeare?
|
II
|
Validitas
Internal
|
Apakah
yang menyebabkan hal ini terjadi? Apakah saya yang menyebabkan hal tersebut
terjadi? Apakah saya dapat mengubah keadaan tersebut?
Misalnya:
1)
Si A dapat membaca lebih baik pada saat ini? Apakah hal ini karena strategi
yang saya terapkan? Atau, apakah hal tersebut terjadi karena perkembangannya
yang semakin lebih matang? Atau, apakah ada faktor lain misalnya orang tuanya
akan mengusirnya jika ia kedapatan gagal?
|
III
|
Validitas
Eksternal
|
Apakah
hal yang sama akan terjadi dalam keadaan yang berbeda? Seberapa jauh hasil
dapat digeneralisasi?
Misalnya:
1)
Apakah program yang sama yang mengajarkan kepada si A bagaimana membaca
membantu ia dalam mempelajari matematika?
|
IV
|
Penelitian
Teoritis
|
Apakah
ada hal-hal yang melandasi prinsip kerja yang dilakukan?
Misalnya:
1)
Apakah si A semakin maju diajarkan suatu interaksi yang memadai tentang
penyimpangan dan penjadwalan penguatan?
2)
Apakah penguatan intrinsik
menghasilkan belajar yang lebih efektif daripada penguatan ekstrinsik?
|
II. MENGKRITISI BUKU “METODE PENELITIAN PENDIDIKAN
DAN PENGEMBANGAN” PADA BAB III
A.
Identitas Buku
Judul : Metode Penelitian Pendidikan
Dan Pengembangan (Edisi Keempat)
Penulis : Prof. Dr. H. Punaji Setyosari,
M.Ed.
Penerbit : Kencana Predana Media Group
Bab : III
Buku
ini ditulis oleh Punaji Setyosari dengan judul Metode Penelitian Pendidikan Dan
Pengembangan (Edisi Keempat). Punaji Setyosari merupakan Guru Besar dalam
bidang Ilmu Teknologi Pembelajaran. Berlatar belakang pendidikan master dalam
bidang Social Studies Education di
University of Education, USA.
Buku
ini terdiri atas empat belas bab, masing-masing bab membahas hal-hal yang
berbeda. Pada bab 3 membahas tentang hakikat penelitian pendidikan.
B.
Kritik
Dalam
bab ini, penulis menjelaskan secara rinci setiap poin-poin penting atau sub bab
yang dihadirkan, sehingga banyak sekali informasi dan kata-kata baru yang akan
menambah wawasan pembaca dan tentu saja pembaca akan lebih mengerti dengan apa
yang disampaikan oleh penulis. Namun di bab ini, memiliki kelemahan yakni
penulis tidak memberikan contoh-contoh nyata yang akan mengarahkan pembaca
kepada realita masalah tersebut. Penulis tidak memberikan contoh sehingga
pembaca akan cukup kesulitan untuk mengaplikasikan bacaan tersebut.
Di
samping itu, di dalam bacaan pada bab 3 terdapat beberapa kata atau huruf yang
kurang memperhatikan penggunaan tanda baca yang tepat, seperti pada halaman 34
yakni kalimat “a systematic and careful investigation of a particular subject”.
Seharusnya penggunaan tanda baca yang tepat ialah “A systematic and careful
investigation of a particular subject”. Maksudnya, seharusnya penulis
meletakkan huruf besar (huruf kapital) di awal kata setelah ada tanda kutip
(“).
C.
Kesimpulan
Pada
bab ini, saya bisa menyimpulkan bahwa buku ini memiliki isi dan cakupan yang
luas dan bermutu. Isinya juga padat karena penulis menjelaskan secara detail
sub bab yang di tulis sehingga memudahkan pembaca untuk mengetahui maksud dari
penulis. Hanya saja kelemahannya ialah penulis kurang teliti dalam penggunaan
tanda baca. Untuk itu saya merekomendasikan kepada teman-teman untuk membeli
buku ini karena kejelasan isi, cover cukup menarik dan harganya cukup
terjangkau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar